Masa kanak-kanak adalah masa yang tak bisa begitu saja
dilupakan. Masa lalu yang tak mungkin bisa hilang dari memori. Sebuah kenangan
yang akan tetap terus terpatri dalam bayang-bayang hidup. Masa disaat tangisan
ini bisa menjerit sekencang-kencang nya, dan masa disaat tawa dan canda ini
bisa terbahak lepas. Semua nya tak dibatasi oleh materi, waktu, dan tempat bahkan apapun.
Hari-hari yang terlewati begitu panjang bagai luasnya hamparan padang ilalang
yang dihembus angin sore, dengan harumnya rumput yang mulai kuning mengering dan terlihat semburan jingga
terpancar dari langit barat pertanda mentari kan pulang dan ingin berjumpa esok
hari.
Raut wajah gembira dan senyuman sahabat-sahabat kecil yang
seolah memberi energy dan kekuatan yang tetap membuat perasaan ini selalu
bersinar. Mimpi dan khayalan terbentang begitu luas, bahkan saat bermain
bersama, semua seperti tak pernah permisi dengan waktu dan kelelahan. Satu
detik terlalu berharga untuk dilewati. Menerjang rasa penasaran, membuka rasa
keingin tahuan, berlari mengejar imajinasi. Meski terkadang perselisihan
terjadi diantara
sahabat-sahabat kecil, namun itu menjadikan warna lain yang membuat persahabatan ini penuh warna.
sahabat-sahabat kecil, namun itu menjadikan warna lain yang membuat persahabatan ini penuh warna.
Aku dalam keadaan sebaik-baiknya manusia. Saat itu mata ini
terlalu bening untuk melihat hal yang kotor, tangan ini terlalu mungil untuk
melakukan hal yang tidak semestinya, suara ini terlalu merdu untuk mengatakan
kata-kata kasar dan bentakan, diri ini terlalu bersih untuk berbuat jahat, dan
hati ini terlalu suci untuk melakukan hal-hal negatif.
Namun perjalanan panjang tetap lah sebuah perjalanan, yang
akhirnya kita akan tiba juga disuatu masa. Suara tawa itu kini perlahan
menghilang, sahabat-sahabat kecil yang bernama si A mulai tak sering tampak
lagi dihadapan mata, kemudian si B, si C dan semua mulai tak terdengar. Kini
hanya diri ini yang tetap berada dalam garis kehidupan sendiri. Meski terkadang
salah satu dari mereka berjumpa suatu ketika tapi itu bukan pertemuan yang
seperti dulu. Mungkin diantara hati kita sama merindu masa lalu.
Kini semua nya hanya bisa menjadi sebongkah cerita yang
tersimpan utuh dalam bingkai kerinduan masa kecil.
Comments