Indonesia adalah negeri yang indah, negeri yang kaya, negeri dimana
semuanya ada bagaikan surganya dunia, adalah sepenggal kalimat lagu lama yang
bisa terucap dari mulut siapapun, dari mulai anak-anak yang belum sekolah,
hingga orang tua yang sudah tidak mampu berjalan. Dari mulai pengangguran,
tukang sayur, hingga pejabat-pejabat tingkat tinggi semuanya bisa mengatakan
itu. Tapi sesuaikah dengan pengaplikasian kata-kata tersebut oleh diri kita?
Fakta memperlihatkan kepada kita tentang keadaan bangsa ini yang sebenarnya
saat ini. Banyak orang tua yang masih bingung menitipkan anaknya dibangku
pendidikan formal karena faktor ekonomi. Berapa banyak pedagang dipasar yang
sudah berumur tua masih dengan dagangannya yang mungkin hanya bisa menghasilkan
keuntungan yang tidak seberapa selama berpuluh-puluh tahun. Mungkin keuntungan
itu besar bagi dia namun apa besar juga bagi orang-orang berada (kaya). Terhitungkah
anak-anak tidak sekolah? anak-anak yang masih belum merasakan nikmatnya makan
direstoran?
Sesungguhnya
Allah SWT sudah memformat bangsa ini untuk kaya, untuk tidak susah, dan untuk
tidak miskin. Allah titipkan laut yang luas dengan berbagai macam hasil perikan
didalamnya. Allah titipkan hutan yang luas dengan berbagai buah-buahan dan
tanaman didalamnya. Allah pun titipkan lahan yang sangat luas untuk kita jadi
kan tempat bercocok tanam. Tapi apa semua titipan itu benar-benar kita
manfaatkan dan sudah kita rasakan seutuhnya hingga tak usah lagi ada manusia
yang kelaparan di negeri ini? ada apa dengan bangsa ini? Mungkin satu hal yang
sering kita lupakan selama ini adalah kurang bersyukur dengan semua apa yang
dimiliki bangsa ini.
Apa yang akan
kita lakukan jika peristiwa ini sewaktu-waktu berada dalam kondisi kita:
Suatu ketika
kita memiliki teman-teman entah dari Amerika, Arab, Jepang atau Cina. Kita
sering bercengkrama dengannya menggunakan bahasa mereka atau bahasa inggris
sebagai bahasa universal, hingga jika mereka tanya pada kita dalam bahasa
mereka, “wah kamu benar-benar fasih dan lancer berbahasa kami, dari mana kamu
bisa belajar bahasa kami?” pasti kita menjawab, “saya dulu sempat belajar
ditempat les (private) bahasa yang paling populer di Indonesia” atau sekalipun
tidak demikian pasti kita menjawab, “oh tidak semua ini hanya otodidak (belajar
sendiri)”.
suatu ketika teman kita
tersebut saat berdiskusi dengan kita, dan ia menggunakan bahasa Indonesia
meskipun sedikit terbata-bata, mungkin dengan kaget dan senang ada orang barat yang bisa berbahasa
Indonesia (kebiasaan jelek orang
Indonesia kalo ada orang luar bisa berbahasa Indonesia) kita pun akan
melakukan hal yang sama dengan mereka yaitu menanyakan “ wah ternyata anda bisa
juga berbahasa Indonesia, kalau boleh saya tahu dari mana anda bisa berbahasa
Indonesia?” dan dengan santai teman kita yang dari luar negeri itu menjawab “oh
hahaha saya bisa berbahasa Indonesia seperti ini karena pembantu saya yang
sering saya siksa di sana adalah orang Indonesia (TKI)”. dimana wajah jika seperti itu? ǀ -No
comment and the end-