Hidup ini
memang banyak pilihan, satu pilihan dasar yang mungkin bisa menentukan siapa
diri kita sebenarnya adalah pilihan antara kita ingin menjadi orang yang baik
sebaik-baik nya atau sebaliknya menjadi orang yang jahat sejahat-jahatnya
orang. Meski sifat jahat (jelek) itu muncul tidak dengan sengaja atau diniat
kan, namun terkadang sifat itu muncul karena rasa hilaf kita akan emosi yang
kurang bisa dikendalikan.
Semua orang pasti memiliki pilihan
nya masing-masing. Sebagian orang di bumi ini berkata, “saya hidup didunia ini
harus menjadi orang yang baik, harus bisa bermanfaat bagi orang lain”. Disisi
lain sebagian orang pun berkata, “halah percuma jaman sekarang hidup baik itu
ga guna, banyak orang jujur yang melarat, tp orang yang berbohong pada sukses
semua, mending kita ikutin cara curang terus biar kehidupan dunia selalu
berpihak kepada kita”. Lalu bagaimana dengan anda? Apakah anda berada di
golongan sebagian orang pertama (baik)? Atau golongan sebagian orang kedua
(jahat)? Atau memang berada diantara keduanya? Jangan bingung akan kedua
pilihan tersebut, karena yang namanya hidup pasti ada pilihan dan yang namanya
pilihan itu ga mesti dua. Maka setelah kedua golongan tersebut berkata,
ternyata masih ada juga beberapa orang yang berkata, “ah, saya mah gimana aja
lah ga mau terlalu jadi orang yang fanatic sama berbuat kebaikan, ga mau juga
terjerumus dalam kejahatan, saya mah cukup ngikutin apa adanya aja, yang
penting saya hidup cukup, saya mah pengen jadi orang yang biasa-biasa aja. Nah
mungkin anda berada pada pilihan yang satu ini bukan? Jika ‘ya’, mungkin anda
adalah tipe orang yang tidak suka dengan keramaian, tidak suka hidup yang
berlebihan, dan anda cenderung lebih suka menyelesaikan apapun dengan seorang
diri ketimbang harus dikerjakan ramai-ramai, karena anda berfikir bekerja
sendiri lebih efisien dan tidak merepotkan orang lain.
Pilihan anda yang mungkin sesuai dengan
golongan sebagian orang terakhir yang
ada dalam cerita diatas mungkin baik, karena sifat tersebut akan menjadikan
kita menjadi pribadi yang netral yang tidak memihak pada mana pun dan siapapun.
Tapi ternyata pilihan tersebut belum tepat. Ada pernyataan yang harus
diperbaiki dari pilihan itu yaitu kata-kata ”orang yang BIASA-BIASA saja”. Pernyataan tersebut yang saat ini menjadi mind set hampir banyak orang yang
menjadikan orang tersebut ingin hidup
apa ada nya tapi justru ujung-ujung nya jadi pemalas dan malah terjerumus menjadi
orang yang tidak baik.
Ketahuilah,,, sekalipun kita memang tidak
ingin menjadi orang yang benar-benar baik atau bahkan kita juga tidak ingin
menjadi orang yang jahat, orang yang licik, yang berdosa. Maka jangan lah kita
sesekali menanamkan sugesti pada diri ini bahwa kita ingin menjadi orang yang BIASA-BIASA saja , tapi tanamkanlah
sugesti pada diri ini bahwa kita ingiin menjadi
orang yang WAJAR-WAJAR saja .
Apa beda dari kedua pernyataan tersebut?
Pasti bingung. Saya akan memberikan sedikit contoh agar anda mengerti letak
perbedaan dari kedua pernyataan tersebut. Contoh nya adalah Saat seorang
pelajar (SMP atau SMA) yang ingin mencoba-coba berkenalan dengan ROKOK, jika
pelajar tersebut menanamkan sugesti bahwa ia ingin jadi orang yang BIASA-BIASA saja Maka ia akan berfikir, “ah jaman sekarang kan merokok
bagi pelajar itu hal yang biasa, jd ga ada salahnya kalo saya nyoba”. Maka
kemungkinan besar pelajar tersebut akan mencoba ROKOK tersebut. Tapi beda
dengan orang yang menanamkan sugesti orang yang WAJAR-WAJAR
saja pada dirinya, maka pelajar tersebut akan
berfikirn , “saya ini seorang pelajar, rasa nya ga wajar kalo pelajar tapi
merokok, ah mending ga usah”. Nah, seperti itu lah contoh kecil nya, mungkin
masih banyak contoh-contoh lainnya, atau bahkan salah satu contohnya pernah
anda alami. Sekarang anda bisa
menentukan sendiri pilihan anda, ingin menjadi seperti apakah hidup anda,
that’s Up to You… Semoga postingan ini
berharga dan bermanfaat bagi kita semua.
Terima Kasih,